Laporan Observasi
Bakso
Buah Naga
NAMA :
Dani Permana
NPM :
41211718
KELAS : 2DA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2012/2013
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji
serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah
dari-Nya, kami masih diberikan kesehatan untuk melakukan Observasi Lapang dan
menyelesaikan laporan ini. Serta atas usaha yang sangat besar, akhirnya saya
bisa menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Bakso Buah Naga”.
Laporan
ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya. Selain itu, laporan ini
bertujuan untuk menumbuhkan sikap kreatifitas dan memberikan suatu dorongan
kepada mahasiswa Institut Pertanian Bogor untuk lebih mengembangkan jiwa
kewirausahaan yang dimiliki. Selaku penulis, kami pun merasa bahwa makalah ini
masih belum sempurna sehingga diharapkan kritik dan sarannya untuk
menyempurnakan makalah ini.
Bogor,
23 Juni 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
1
Daftar Isi
2
I.
Pendahuluan
3
A. Latar Belakang
3-4
B. 8 Aspek
Kewirausahaan 4-5
II.
Hasil Pengmatan
6
A. Proses Awal Terbentuknya Ide Pembuatan Bonaga
7-8
B. Proses Pembuatan Bakso Bonaga
8
C. Jenis-Jenis
Produk Bakso Bonaga
9-10
D. Pengelolaan Usaha
Bakso Bonaga 11
E. Ide Pengembangan
Usah
12
F. Hambatan dalam Mengembangkan Usaha dan Solusinya 12-13
III.
Penutup 14
A. Kesimpulan
14
Daftar Pustaka 15
I. Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Sekarang ini
lapangan pekerjaan masih dibilang kurang. Ini terbukti dengan masih tingginya
angka pengangguran di Indonesia. Apalagi dengan adanya krisis global yang
sedang melanda hampir seluruh negara di
dunia. Maka sebagian besar perusahaan juga merasakan dampaknya. Sehingga tidak
dapat dihindari lagi jika adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di
berbagai perusahaan. Akibatnya angka
pengangguran pasti akan bertambah juga, serta naiknya angka kemiskinan pasti
tidak bisa dihindari lagi. Untuk mencegah hal ini terus berlanjut, maka
dibutuhkan lapangan pekerjaan baru.
Harapan
untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbandng lurus
dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan
tinggi. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya
nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan
institusi pendidikan. Lulusan perguruan tinggi,
khususnya sarjana diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Kesenjangan
ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Sedangkan
pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis
khususnya di negara Indonesia
termasuk di daerah-daerah di pelosok Nusantara. Salah satu solusinya adalah
dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang memiliki potensi untuk
mengembangkan keterampilannya menjadi usaha mandiri dan dapat membuka lapangan
pekerjaan. Selain menjadi solusi bagi dirinya, usaha mandiri ini diharapkan
dapat menyerap tenaga kerja pada
usaha yang dirintisnya.Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah memulai
suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali
menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai suatu usaha.
Keberanian
untuk memulai merupakan modal utama yang harus dimilki seseorang untuk terjun
dalam dunia usaha. Selain itu, motivasi juga sangat dibutuhkan karena dengan
motivasi yang tinggi maka itu akan mendorong untuk berusaha lebih keras lagi. Namun
itu saja tidak cukup, keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan
berwirausaha seringkali menjerumuskan kita ke dalam situasi kegagalan yang
berkepanjangan. Sehingga
berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengangkat suatu tema tentang kewirausahaan yang berjudul “Bakso Buah Naga”
B. 9 Aspek
Kewirausahaan
1.peluang usaha baru
Ide pembuatan bakso naga ini terinspirasi dari tayangan wisata kuliner
di televisi yaitu bakso buah-buahan yang berada di Bandung. Sehingga
terpikirlah ide untuk membuat bakso yang sama, akan tetapi untuk buahnya
dipilih buah yang unik. Karena pada waktu itu tepatnya tahun 2008 buah naga
sangat terkenal, maka dipilihlah buah naga ini untuk dibuat bakso.
2.pembiayaan
Menggunakan biaya sendiri dengan di
bantu dari memperoleh bantuan dana usaha dari Dinas Pendidikan Tinggi RI
sebesar Rp. 5,7 juta.
3.pemasaran
Pemasaran Bakso Buah Naga memasarkan
produknya ke masyarakat sekitar dan Mahasiswa/Mahasiswi yang lewat di sekitar
took bakso buah naga. Dan Wilayah pemasaran dari produk kemasan ini telah
menjangkau wilayah Bogor dan Jakarta.
4.kepemilikan
Kepemilikan
Bakso Buah Naga adalah milik pribadi yang bernama “Ristia Oktora”
5.sdm
Dengan merekrut 3
temannya sesame mahasiswi dan 1 orang pegawai untuk menjalankan usahanya,
terkadang mereka para mahasiswi dan pemiliknya ikut serta dalam menjalankan
uasaha yang mereka jalani.
6.organisasi
Tidak
ada organisasi secara khusus yg diterapkan, karena pemilik usaha “BONAGA”
senantiasa terlibat langsung kedalam usaha tersebut.
7.kepemimpinan
Kepemimpinan usaha ini di pegang
oleh “Ristia Oktora” sebagai
pemilik dan pencetus usaha ini dengan dibantu oleh 3 orang temannya dan seorang
pegawai.
8.evaluasi usaha
Mengevaluasi usaha agar usaha “BONAGA” ini agar tetap
sukses dan bisa bersaing dalam masakan kuliner Indonesia dan bisa memasarkan
sampai ke luar negeri.
C. II.
Hasil Pengamatan
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis
kaktus dari marga Hylocereus
dan Selenicereus. Buah ini
berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun sekarang juga
dibudidayakan di negara-negara Asia, seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan
Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia Utara dan
Tiongkok Selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Nama buah naga diberikan pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan:
1. Hylocereus
undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih.
2. Hylocereus
polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah
merah.
3.
Selenicereus
megalanthus
dengan kulit buah kuning dan daging buah putih.
4.
Hylocereus
costaricensis
buah naga daging super merah.
Gambar 1.0 Buah Naga
A. Proses Awal Terbentuknya Ide
Pembuatan Bonaga
Ristia Oktora, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi, angkatan 42, Fakultas
Ekonomi Manajemen merupakan pencetus ide cemerlang Bakso Buah Naga (Bonaga) itu.
Ide cemerlang ini berawal dari kebiasaannya berjualan pada waktu masih duduk di
Sekolah Menengah Pertama. Karena kebiasaannya itulah, ketika telah menjadi
mahasiswa keinginannya untuk membuka usaha sendiri itu sangat besar. Akan
tetapi keinginannya itu terbentur masalah modal. Akhirnya untuk mendapatkan
modal tersebut, dia mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Dia pun
merekrut tiga temannya untuk masuk dalam tim penelitiannya. Ketiga mahasiswi
itu yaitu Yuli Widyaningsih, Dinta Rahmawati, Nursehafia.
Gambar 1.1 Ristia Oktora (Pencetus Ide Bakso Buah Naga)
Ide pembuatan bakso naga ini terinspirasi dari tayangan wisata kuliner
di televisi yaitu bakso buah-buahan yang berada di Bandung. Sehingga
terpikirlah ide untuk membuat bakso yang sama, akan tetapi untuk buahnya
dipilih buah yang unik. Karena pada waktu itu tepatnya tahun 2008 buah naga
sangat terkenal, maka dipilihlah buah naga ini untuk dibuat bakso. Mereka
mencari informasi tentang buah naga itu dari literatur, dan rekan-rekan yang
ahli dibidangnya serta dari dosen. Dibalik rasanya yang manis
menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang percaya bahwa buah ini
dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Mengingat asalnya dari
jenis buah kaktus, maka dipercaya juga bahwa buah naga mengandung vitamin C,
beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat,
sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses
pencernaan. Selain itu, meski di kombinasikan dengan sejenis buah, tetapi rasa
khas baksonya tidak hilang, karena rasa khas dari bakso itulah yang disukai
masyarakat selama ini.
A.
Proses
Pembuatan Bakso Bonaga
Setelah semua data tentang buah naga
terkumpul maka dicobalah pembuatan bakso buah naga tersebut. Ternyata
penambahan buah naga pada adonan bakso
ini tidak merubah rasa. Serta dengan
pertimbangan khasiat dari buah naga itu sendiri, maka disusunlah proposal
rencana bisnis tersebut untuk seleksi dan mendapatkan bantuan dana usaha dari
Dinas Pendidikan Tinggi RI sebesar Rp. 5,7 juta. Selain itu, ternyata ide
tersebut masuk ke tingkat nasional dan mendapatkan juara II PIMNAS 2008 di
Semarang. Selanjutnya mereka diberi bantuan lagi untuk menjalankan usaha bakso
buah naga tersebut. Setelah beberapa bulan menjalankan usahanya itu, pemerintah
melakukan evaluasi terhadap bidang usahanya itu dan hasilnya cukup memuaskan.
Produk mereka diberi nama Bonaga (bakso buah naga). Bonaga adalah bakso yang terbuat dari daging sapi asli yang berisi buah naga. Bakso Bonaga ini baik untuk orang yang sedang diet, serta khasiat lainnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Inilah salah satu keunggulan dari bakso Bonaga, dibandingkan bakso-bakso pada umumnya. Akan tetapi, walaupun namanya bakso buah naga tetap saja dalam pembuatannya sama dengan bakso – bakso pada umumnya dan dicampur dengan daging sapi asli. Sehingga kekhasan rasa baksonya masih tetap dipertahankan. Pembuatan bakso ini masih menggunakan alat-alat yang sederhana seperti timbangan, pisau, sendok. Tempat produksi bakso ini adalah di tempat kos di jalan Babakan Tengah, Darmaga, Bogor. Keempat mahasiswi itu membuat bakso secara bersama-sama dan kadang-kadang dibantu oleh seorang pekerja.
A. Jenis-Jenis Produk Bakso Bonaga
Pada awal pembuatan bakso buah naga ini, mereka lebih fokus kedalam produk kemasan. Produk bakso Bonaga ini tersedia dalam produk kemasan yang bisa didapatkan di Agrimart, swalayan Naga, dan swalayan-swalayan terdekat. Wilayah pemasaran dari produk kemasan ini telah menjangkau wilayah Bogor dan Jakarta. Untuk pemasaran ke wilayah Jakarta, pada awalnya dibawa oleh keempat mahasiswa tersebut karena rata-rata berasal dari Jakarta. Setelah sukses dengan produk kemasan ini, ternyata konsumen menginginkan adanya suatu warung bakso siap saji. Karena mahasiswa pada umumnya lebih menyukai makanan yang siap saji. Akhirnya dibukalah sebuah warung bakso yang lokasinya terletak di jalan Babakan Tengah. Warung itu diberi nama sesuai dengan produk yang dijualnya yaitu Bonaga. Lokasi warung ini masih berdekatan dengan tempat produksinya, sekaligus tempat kos dari pemiliknya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pengontrolan.
Menu bakso Bonaga siap saji ini tersedia dalam tiga macam, yaitu bakso Bonaga, bakso Bonaga Medium, dan bakso Bonaga Banget. Pada dasarnya ketiga menu tersebut sama, yang membedakan hanyalah ukuran baksonya dan pastinya juga ukuran buah naga yang ada di dalamnya. Pertama, bakso Bonaga ini harganya Rp. 7.000,00 dengan komposisi mie serta jumlah bakso lima buah dengan ukuran kecil. Kedua, bakso Bonaga Banget harganya Rp. 8000,00. Jumlah baksonya itu empat buah dan salah satu baksonya berukuran sedang. Ketiga yaitu bakso Bonaga Banget harganya Rp. 10.000,00. Jumlah bakso dalam menu ini yaitu tiga buah dan satu diantaranya berukuran sangat besar.Gambar 1.3 Tempat Penjualan
Gambar
1.4 Bakso Bonaga
A.
Pengelolaan Usaha
Bakso Bonaga
Pengelolaan usaha ini dilakukan secara
bersama-sama oleh keempat mahasiswi itu. Untuk warungnya sendiri belum
mempunyai tempat sendiri, sehingga mereka masih menyewa tempat. Untuk menjaga
warung tersebut mereka membutuhkan seorang pekerja. Karena sebagai seorang
mahasiswi, mereka sangat sibuk dengan kuliahnya masing-masing. Sehingga tidak
ada waktu untuk menjaga warung bakso itu seharian penuh. Mereka pun merekrut
seorang pekerja untuk menjaga warung tersebut yaitu Pak Jejen (23 tahun).
Sistem gaji untuk penjaga warung bakso ini tidak tergantung pada pendapatan
setiap harinya, akan tetapi telah ditentukan setiap harinya. Selain itu,
terkadang mereka mempekerjakan pegawai tidak tetap untuk membantu pekerjaan
mereka. Omset dari warung bakso ini setiap harinya yaitu sekitar Rp. 500.000,00
sampai Rp. 1.000.000,00
B.
Ide Pengembangan Usaha
Setiap
orang pasti ingin usahanya lebih maju dan lebih berhasil lagi. Sehingga untuk
mencapai tujuan itu, mereka melakukan suatu rencana kerja. Untuk rencana
kedepannya, keempat mahasiswi kreatif ini berencana untuk melakukan suatu
inovasi baru. Salah satu diantaranya akan dibuat menu baru di warung Bonaga
yaitu spaghetti. Spaghetti ini berbeda dengan spaghetti pada umumnya, karena
akan ditambah dengan bakso buah naga. Untuk masalah bahan-bahannya tidak ada bedanya
dengan spaghetti pada umumnya, yang membedakan hanyalah adanya penambahan bakso
Bonaga pada spaghetti tersebut. Sehingga ini bisa menjadi suatu ciri khas dari
warung Bonaga. Serta diharapkan
akan menambah atau menarik pelanggan ke warung Bonaga. Selain spaghetti tadi,
akan dibuat juga Siomay Tepung Ubi. Siomay ini berbeda dengan siomay pada
umumnya hanya pada bahan pembuatannya saja. Biasanya siomay menggunakan tepung
sagu, tetapi siomay ini menggunakan tepung ubi sebagai bahan bakunya. Semua hal
ini diharapkan dapat memajukan usaha ini.
C.
Hambatan dalam Mengembangkan Usaha dan Solusinya
Setiap
orang dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya pasti tidaklah mulus. Akan
tetapi, ada saja hambatan yang menghadang. Begitu juga dengan usaha bakso
Bonaga ini. Salah satu masalah yang paling umum yang pernah dirasakan oleh
keempat mahasiswi itu adalah adanya rasa lelah atau bosen dalam mengelola usaha
ini. Ini disebabkan karena kegiatan kuliah yang padat serta adanya tanggung
jawab untuk mengelola usaha bakso Bonaga ini. Seperti yang kita ketahui, bahwa kegiatan perkuliahan itu sangat
padat, ditambah lagi dengan tugas-tugas yang harusn segera diselesaikan.
Sehingga dari itulah timbul rasa bosan. Akan tetapi, keempat mahasiswi itu
dapat memecahkan masalah tersebut. Solusinya yaitu mereka harus bisa mengatur
waktu antara kuliah dan mengurus usaha. Salah satunya yaitu ketika mengerjakan
tugas selalu dilakukan pada malam hari. Mereka pun sempat tidak masuk kuliah
karena sibuk mengurus usaha. Akan tetapi mereka hanya mengambil jatah bolos
kuliah. Karena kehadiran untuk kuliah itu sebesar 80%.
Masalah berikutnya yaitu adanya komplain
dari konsumen. Mereka mengeluh kalau rasa baksonya berbeda antara bakso hari
ini dan sebelumnya. Misalnya dari rasa baksonya serta dari ukurannya. Hal itu mungkin
disebabkan karena dalam
pembuatan bakso Bonaga itu mereka masih menggunakan alat-alat yang sederhana.
Akan tetap untuk mereka, kritik dan saran itu dijadikan sebagai sebuah masukan
untuk lebih baik lagi kedepannya.
Rahasia mereka dalam mengelola usaha
sehingga menjadi sampai sekarang ini yaitu dalam memulai suatu usaha kita harus
memiliki motivasi yang tinggi untuk mewujudkan impian kita. Kita harus pintar
dalam melihat peluang dan memanfaatkannya. Hilangkanlah rasa gengsi dan rasa
malu ketika akan memulai suatu usaha,. Jalankan usaha dengan disiplin, bertanggung
jawab, kreatif, dan inovatif.
III. Penutup
A.
Kesimpulan
Berwirausaha
itu tidak hanya sebatas pada niat dan keinginan saja. Akan tetapi perlu suatu
langkah awal untuk memulai usaha ini. Usaha bakso buah naga (Bonaga) diawali
dari sebuah impian, yaitu impian untuk memiliki suatu usaha sendiri. Pada prakteknya
tidaklah mudah memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan
dan kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai suatu
usaha. Faktor penghambat dalam berwirausaha biasanya adalah factor modal. Ini
juga yang menjadi masalah dalam mengembangkan Bonaga ini. Akan tetapi, karena
adanya motivasi dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan impian ini, maka
masalah itu dapat diselesaikan dengan mendapatkan bantuan dana dari Dinas
Pendidikan Tinggi RI.
Keberanian
untuk memulai merupakan modal utama yang harus dimiliki seseorang untuk terjun
dalam dunia usaha. Namun itu saja tidak cukup, keberanian tanpa disertai
perhitungan dan kemampuan berwirausaha seringkali menjerumuskan kita ke dalam
situasi kegagalan yang berkepanjangan. Selain itu juga dibutuhkan suatu impian,
sehingga dari itulah akan timbul motivasi dan semangat yang tinggi untuk
mewujudkan impian tersebut. Rasa malu untuk memulai suatu usaha harus
dihilangkan, karena hal itulah yang menjadi masalah utama bagi mahasiswa. Seorang wirausahawan harus
jeli melihat peluang, mampu memanfaatkan potensi diri, memanfaatkan teknologi,
tekun dan tidak putus asa, disiplin, berorientasi ke depan, serta kreatif dan
inovatif.
Daftar Pustaka
Sumantri. 2007. Cara Menanam Buah Naga di Pekarangan. Jakarta
: Bina Tani Bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar