Senin, 01 Juli 2013

13 Pertanyaan (Sejarah Bakpia Pathok 25 Yogyakarta)


PERTANYAAN:

1.      Kapan, dimana di mulai usaha, apakah dengan usaha yang sama?

2.      Apakah ia mengembangkan usahanya sebagai usaha sendiri?

3.      Sumber dana/modal asal usahanya, darimana dan jumlahnya?

4.      Awal memasarkan produknya?

5.      Apakah dia menjual produk yang sama?

6.      Siapakah pemilik usaha tersebut pada saat awal dan sekarang?

7.      Apa bentuk kepemilikannya?

8.      Berapa jumlah pekerja pada saat awal dan sekarang?

9.      Apakah ada sistem manajemen tertentu yang diterapkan pada saat sekarang?

10.  Apakah ada orang yang ditunjuk sebagai koordinator dalam kegiatan usaha, bagaimana cara penunjukan koordinator/ketua tersebut?

11.  Apakah ada prestasi yang dicapai?

12.  Apakah usaha tersebut usaha sukses? Gunakan 7 aspek kelayakan usaha?

13.  Apakah dia akan bertahan lama dan berkembang?

 

JAWAB:

 

1.                  Memulai usaha sejak tahun 1948 di rumah sendiri dengan membuat kue bakpia pathok dan di patenkan pada tahun 1980-an.

2.                  YA

3.                  Modal usaha pertama kali sekitar Rp. 500.000

4.                  Awal memasarkan produk hanya di sekitar komplek perumahan,karena masih uji coba.

5.                  Usaha ini menjual produk yang sama dari tahun ke tahun yaitu “Bakpia Pathok 25”

6.                  Usaha ini pertama kali di rintis oleh Alm Ibu Tan Aris Nio dan diteruskan oleh anaknya yang bernama Arlen Sanjaya.

7.                  Usaha milik pribadi

8.                  Bakpia Pathok 25 dirintis oleh Alm Ibu Tan Aris Nio dengan hanya satu orang pegawai saja serta dibantu oleh lima putra putri beliau termasuk Arlen Sanjaya. Dan saat ini sudah mempunyai pegawai sebanyak 100 karyawan.

9.                  Ada, yaitu Manajemen One Man Show

10.              Tidak ada, karena pemiliknya terlibat langsung dengan proses produksi.

11.              Sertifikat Depkes pun telah diraih pada tahun 1988 dan serifikat halal MUI pada 1998.

12.              YA.

a.       Pasar: Menjual produknya dengan sangat luas.

b.      Pemasaran: Pada waktu itu, bakpia masih diperdagangkan secara eceran dan pengemasannya pun masih menggunakan besek (tempat dari anyaman bambu) tanpa merk dan peminatnya pun masih terbatas dan sekarang sudah mempunyai beberapa outlite untuk memasarkan produknya.

 

c.       Aspek Teknologi: Menggunakan alat sederhana untuk proses produksi.

d.      Aspek Keuangan : - Biaya operasional (biaya bahan baku, gaji karyawan, listrik, telpon, dll) = Rp 8.400.000

 

- Keuntungan kotor 30% = Rp 3.600.000

- Namun jika dalam keadaan sepi, asumsi omset penjualan hanya sekitar 200 kardus x Rp 12.000 = Rp 2.400.000

e. Aspek lingkungan: Menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar kegiatan usaha, Banyak yang tertarik pergi ke yogya untuk membeli oleh-oleh produk ini

f. Sistem Legalitas: Dipatenkan oleh Bapak Arlen Sanjaya pada tahun 1980-an dengan mendapatkan 11.     Sertifikat Depkes pun telah diraih pada tahun 1988 dan serifikat halal MUI pada 1998.

g. Aspek Sosial dan Ekonomi: Mempunyai tenaga kerja sebanyak 100 pegawai untuk memproduksi bakpia pathok 25, dan tenaga kerjanya di gaji setiap bulan sebesar kurang lebih Rp.800.000

13. Pasti berkembang, karena kebanyakan orang sudah mengetahui dan mengenal prodak ini. Jadi dengan kemajuan teknologi yang sekarang tidak sulit rasanya orang-orang akan mengetahui dan mengenal prodak ini. Akan tetapi ketika usaha ini sudah berkembang luas pemilik harus menguatkan sistem usahanya agar tidak berhenti kegiatan usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar